Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2019

HYMNE & MARS UNIVERSITAS JEMBER (UNEJ)

HYMNE UNIVERSITAS JEMBER Semoga berseri almamater tercinta Mewangi seluruh nusantara, baktikan tugas mulia Pembina persatuan, pengembang budaya nusa Berpagar moral bangsa, takwa beragama Hanya Pancasila, tiada dasar lainnya Kan kau tunaikan tri dharmamu Menempa tunas perkasa Universitas Jember, tegaklah selalu Mekar bersemi penerus bangsamu ----- oo ------ MARS UNIVERSITAS JEMBER Universitas Jember jaya, almamater kita Di sinilah aku ditempa untuk berkarya Undang-Undang Dasar empat lima dan Pancasila Tertanam di dalam setiap dada, landasan utama Pengembang ilmu dan budaya, wujudkan tri dharma Membina tunas-tunas bangsa Indonesia Mengemban misi pembangunan tujuan kita Jayalah almamaterku bangga untuk selamanya

DON'T LOSE HOPE! #narasinisa

Aku tahu rasanya gagal, dunia seolah terhenti. Munafik rasanya bila aku bilang itu tidak sulit. Bagiku, itu amat berat dan menyakitkan. Aku juga marah pada diriku sendiri, pada orang-orang, bahkan pada yang memberi kehidupan. Semua jalan seolah buntu, bumi seolah sunyi, rasanya sia-sia bermimpi jika akhirnya dijatuhkan lagi. Dukungan yang datang dari orang-orang yang lebih berhasil dariku hanya membuatku tersenyum 2 sampai 3 menit. Then, deep inside this tiny heart is crying. Kenapa mereka lebih maju dariku? Kenapa aku tidak bisa seperti mereka? Mana yang namanya keadilan? Kalau kalian patah semangat, aku pun pernah. Kalau kalian depresi, aku pun mengalami. Aku pernah mengalami banyak sekali masalah yang membuatku hancur, itu mungkin membuktikan bahwa aku tidak sekuat kalian dalam menghadapi masalah, aku lemah. Tapi sebagai manusia, hati kecil ini ingin berbagi, ia ingin kalian tahu bahwa ada sebuah titik yang akan kalian pijak setelah semua patah yang membuat kalian resah, yaitu tit

JANGAN HIDUP DALAM MIMPI, TAPI HIDUPKAN MIMPI ITU #narasinisa

Kenalin, namaku Annisa Rizkyta, lahir di tempat yang katanya diciptakan saat Tuhan sedang tersenyum, Bandung, 2 Maret 2001. Anak kedua dari empat bersaudara ini adalah anak perempuan tertua yang bahunya harus sekuat baja dan hatinya harus setegar karang. Ditinggal ibu sejak usia 10 memaksa aku untuk dewasa sebelum waktunya. Usia SD sudah tidak memberi aku alasan lagi untuk manja, cengeng, dan nakal gak karuan. Aku sudah harus makan sendiri, nyuci sendiri, beres-beres rumah sendiri, dll. Gak boleh lagi minta disuapin, apalagi nangis kejer minta jajan. Lalu di usia 11 aku tinggal terpisah dari ayah, Tuhan gak ngasih aku kesempatan buat tumbuh dewasa dengan perhatian ayah dan ibu seutuhnya. Aku tinggal dengan nenek, mama dari ibuku. Saat aku pincang , dialah yang kemudian menjadi tongkat penopang , alasanku bisa jalan lagi. Alasanku harus tahan banting menghadapi ospek anak baru pindah. Ya, di sekolah baru aku tidak mendapat respon baik dari teman-teman baru. Mereka menganggap aku sain