Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2019

#narasinisa: PENGHAMBAAN DIRI

Tuhan, Maaf sudah lari dari-Mu, Maaf tidak menjadikan-Mu satu-satunya sandaran, Maaf tidak menjadikan-Mu satu-satunya pertolongan, Maaf tidak mengingat bahwa Kau-lah tempat kembali, Maaf tidak mengingat bahwa Kau-lah tempat menghamba diri. Tuhan, sakit yang luar biasa ini kini sungguh terasa nikmat. Mata yang sembam dan berat ini masih bersamaku, masih membuktikan bahwa aku hanya manusia biasa, yang hatinya sangat rapuh, yang ketegarannya seperti dandelion: mudah terbawa angin. Tuhan, luka yang luar biasa ini mengoyak seluruh perasaan. Betapa lemah hamba-Mu ini dan betapa dahsyat teguran-Mu padaku. Maaf karena sudah lupa, aku harus kembali menghamba kepada-Mu, Tuhan seluruh alam. Yang di tangan-Mulah kebahagiaan dan rasa takut. Rasa takut yang seharusnya menjadikanku paham, Engkaulah satu-satunya yang harus ditakuti dan Engkaulah pula sumber dari segala kebahagiaan. Tuhan, terimakasih atas perih yang amat hebat ini. Kau membuatku sedikit lebih kuat daripada yang lain. Kau uji a

WELCOME HOME #narasinisa

Now I'm questioning myself: apa sih sebenarnya yang aku sebut rumah? Suatu tempat, atau seseorang? Terkadang hidup ini gak kasih kita choices untuk menjawab, karena bisa jadi ya jawabannya itu 'tergantung'. Terlalu klise, but it's what I'm feeling now. I don't even know the answer. Bukan karena kita bodoh atau gimana, tapi memang keadaan yang buat kita jadi bingung sendiri mau jawab apa dan bagaimana. Bagiku, kenyamanan dan kehangatan bisa aku dapatkan dari keduanya. Sesorang yang sudi mendengar ceritaku, mau berbagi tawanya denganku, memberiku solusi di saat aku perlu, meredam amarahku, dan ada di saat aku butuh adalah rumah . Pun suatu tempat yang sunyi, hening, nyaman, memberiku ruang untuk menyendiri dan mengevaluasi diri, mengenal diriku lebih dalam, memahami permasalahanku lebih jauh adalah rumah juga. Entah, rumah bagiku adalah yang paling mengerti. Rumah adalah satu-satunya tujuanku untuk pulang setelah pencarian jati diri yang begitu lama dan pen