#narasinisa: PENGHAMBAAN DIRI

Tuhan,
Maaf sudah lari dari-Mu,
Maaf tidak menjadikan-Mu satu-satunya sandaran,
Maaf tidak menjadikan-Mu satu-satunya pertolongan,
Maaf tidak mengingat bahwa Kau-lah tempat kembali,
Maaf tidak mengingat bahwa Kau-lah tempat menghamba diri.

Tuhan, sakit yang luar biasa ini kini sungguh terasa nikmat. Mata yang sembam dan berat ini masih bersamaku, masih membuktikan bahwa aku hanya manusia biasa, yang hatinya sangat rapuh, yang ketegarannya seperti dandelion: mudah terbawa angin.

Tuhan, luka yang luar biasa ini mengoyak seluruh perasaan. Betapa lemah hamba-Mu ini dan betapa dahsyat teguran-Mu padaku. Maaf karena sudah lupa, aku harus kembali menghamba kepada-Mu, Tuhan seluruh alam. Yang di tangan-Mulah kebahagiaan dan rasa takut. Rasa takut yang seharusnya menjadikanku paham, Engkaulah satu-satunya yang harus ditakuti dan Engkaulah pula sumber dari segala kebahagiaan.

Tuhan, terimakasih atas perih yang amat hebat ini. Kau membuatku sedikit lebih kuat daripada yang lain. Kau uji aku sedikit lebih berat, setidaknya aku berpikir bahwa, setelah hujan yang deras, akan datang pelangi nan indah. Setelah bertarung dengan badai dan ombak yang menggulung, akan kudapati pulau yang berisikan harta berharga.

Tuhan, terimakasih sudah mengajarkanku bahwa dalam hidup akan selalu ada naik dan turun, tawa dan air mata, manusia dan penciptanya. Maaf sudah lalai. Tuntun hatiku untuk mejadi lebih baik, Tuhan. Buatlah ia lebih tegar seperti karang. Buatlah ia lebih kuat seperti baja. Buatlah ia luluh juga seperti besi yang ditempa api. Buatlah ia sadar diri, Tuhan, agar tak lagi melupakan-Mu. Kini, aku berserah diri, pada satu-satunya tempat bersandar, dan satu-satunya pengharapan: yang takkan mungkin mengecewakan.

(Jember, 06/08/2019 05:00 AM)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Maaf, Jika Tanganku Tak Sehalus Mereka (by ARH)

ACCEPTABLE LIES OR BITTER TRUTH? (Bahasa Version)

MENGAPA RATU ELIZABETH II BISA BERTAHTA DI AMERIKA? (Annisa Rizkyta)