SALING (narasi)

Sedih mungkin sudah jadi teman beberapa tahun belakangan ini. Masalah demi masalah singgah satu demi satu. Yang ini belum selesai, yang lain sudah datang. Rasanya, jadi manusia adalah takdir yang rumit, karena memang aku tak bisa memilih mau jadi apa. Sebagai ciptaan Tuhan yang berhati, berperasa, artinya akan ada masa-masa senang dan sedih yang harus dilewati. Tapi kalau dirasa-rasa, kesedihan datang lebih sering. Air mata menjadi tamu di hampir setiap malam. Padahal sudah lelah terkuras habis. Inginnya bisa istirahat sambil tersenyum tenang memikirkan kebahagiaan. Tapi aku mengutuk diri atas sikap pecundangku, yang kerjaannya hanya mengeluh dan menuntut. Tidak henti-hentinya menyalahkan takdir atas segala penat dan letih yang bersemayam lama dalam diri. Seharusnya ada rasa syukur yang dilangitkan, karena dengan begitu, Tuhan akan menambah nikmat-Nya. 

Ekspektasi dan angan-angan akan kehidupan indah tak berujung membuat aku memvonis diri menjadi manusia paling menyedihkan di bumi, padahal aku sendiri yakin, ada yang lebih tidak beruntung daripada aku, hanya saja tak terlihat, tak terdengar. Jarak antar manusia seharusnya membuat diri bisa merampa ruangnya masing-masing. Ada guratan nasib yang mustahil diganti, tapi walau begitu, bukankah Tuhan beri kita kesempatan untuk tetap berikhtiar, mengusahakan hidup yang lebih baik, lebih sesuai harapan, dan mungkin lebih pantas.

Semesta kan sudah memberi petunjuk untuk kita saling menemukan. Walaupun tidak mungkin bertukar peran, setidaknya kita bisa berbagi pengalaman. Tentang luka dan air mata, tawa dan suka cita dunia, hingga rasa lain yang nampaknya sulit dijelaskan hanya dengan aksara. Dengan begitu, kita bisa saling mengerti, saling memahami, hingga bisa saling meredam amarah dan sakit hati. Kalau berjodoh, semoga bisa saling melengkapi dan mengisi. Kalau tidak, semoga tidak saling menyakiti.

Nanti, bila suatu hari ada seseorang yang membuat lukaku kering tak berbekas, aku harap masing-masing kita sudah tidak menyimpan dendam dan sedih. Jangan saling melupakan, tapi belajar saling menerima. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Maaf, Jika Tanganku Tak Sehalus Mereka (by ARH)

ACCEPTABLE LIES OR BITTER TRUTH? (Bahasa Version)

MENGAPA RATU ELIZABETH II BISA BERTAHTA DI AMERIKA? (Annisa Rizkyta)