Risalah Tiga Kakak Beradik (based on true story)

Dahulu kala hiduplah tiga kakak beradik, semuanya perempuan. Anak sulung hidup serba kecukupan, semua kemauannya terpenuhi. Ia mendapat kasih sayang, materi, dan pendidikan yang lebih dari cukup pada masanya. Ia hidup dalam kemudahan, seperti mobil sedan yang melewati jalan beraspal tanpa polisi tidur. Seperti kapal yang berlayar di lautan tenang tanpa ombak dan batu karang. Semuanya terasa berjalan baik-baik saja.

Sedangkan anak tengah, ia hidup dengan sedikit berbeda. Semuanya masih tercukupi namun ia selalu merasa kurang. Ia diam-diam merampas banyak hal yang tidak ia miliki. Ia berpikir kebahagiaan harus didapatkan dengan tindakan. Ia senang sekali membodohi orang lain, ia kadang mencuri untuk mendapat kepuasan. Hidupnya seperti mobil gunung yang melewati jalan penuh kerikil. Semuanya dilindas tanpa ampun. Ia menikmati guncangan-guncangan kecil yang dihadapinya.

Dan si bungsu, nasibnya jauh berbeda dengan dua kakaknya. Ia tidak mendapatkan kemudahan. Ia harus mengusahakan kebahagiaannya sendiri, namun tanpa merampas milik orang lain. Saat anak sulung menikmati makanan pembuka yang manis dan legit, saat anak tengah memakan menu utama dengan lahap, anak bungsu hanya menengguk segelas air putih. Ia berjualan di atas kereta untuk bisa tidur di kasur. Ia hanya bisa memerhatikan dua kakaknya kursus menjahit, karena ia tidak didaftarkan. Hidupnya bagaikan mobil tua yang melewati jalan berlubang dan berlumpur. Penuh usaha yang besar untuk bisa mencapai tujuan, terlalu banyak keringat yang dikorbankan untuk suatu tujuan.

Ketiganya berumur panjang. Namun takdir membawa mereka pada keadaannya sekarang. Si sulung memiliki gaji pensiun tapi ia sakit-sakitan. Mungkin karena ia tidak mau membawa kedua adiknya menikmati kemudahan yang ia miliki sendiri. Uangnya kemudian habis untuk berobat karena ia terlalu takut mati. Sementara si anak tengah tetap membawa perilakunya sampai masa tua, ia masih suka berbohong, menipu dan mencuri. Raganya sehat namun hatinya sakit, ia dibenci banyak orang dan menjadi bahan gunjingan. Sedangkan si bungsu memiliki sepuluh anak, kesulitan tetap menerpa namun kemudahan datang dari jalan yang tidak disangka-sangka. Ia begitu disayangi dan dibutuhkan. Semua orang mengenalnya sebagai orang baik. Ia akan dikenang sebagai pelaut ulung yang menaklukan lautan ganas dan menemukan harta karun di pulau nan jauh.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ACCEPTABLE LIES OR BITTER TRUTH? (Bahasa Version)

MENGAPA RATU ELIZABETH II BISA BERTAHTA DI AMERIKA? (Annisa Rizkyta)

SUKA DUKA ANAK IPA YANG NEKAD KULIAH HI