Essay: MINAT BAKAT DAN IMPIAN MASA DEPAN

Annisa Rizkyta, wanita rezeki kita, nama dan doa yang orang tua saya sematkan di Bandung, 2 Maret 2001, hari pertama saya melihat dunia. Saya adalah anak kedua dari empat bersaudara, dan benar, anak perempuan tertua itu hatinya harus sekuat baja dan bahunya harus setangguh karang. Saya lahir dari seorang ayah pekerja keras yang tidak pernah bekerja di bawah perintah orang lain, ia membangun usahanya sendiri dan sangat berambisi untuk bisa memberi penghasilan bagi orang lain, juga dari seorang ibu dengan prestasi sekolah yang mumpuni.
Ketertarikan saya akan dunia jurnalisme dan kegemaran saya menulis mengenai isu apa saja yang sedang berkembang di masyarakat mengantarkan saya pada impian menjadi seorang diplomat. Tidak hanya mengkritik melalui tulisan, namun menjadi bagian dari sistem dan bertindak dengan aksi nyata. Pengalaman saya mengikuti beberapa kompetisi debat bahasa inggris semakin membuka mata saya untuk lebih peka dan peduli terhadap berbagai masalah yang terjadi di bumi. Maka saya pikir, jurusan Hubungan Internasional dapat menjadi jembatan yang baik bagi saya untuk menggapai mimpi, dan untuk memenuhi keinginan ayah, orang tua tunggal saya sekarang, UNPAD lah pilihan yang dirasa tepat.
Akhir tahun kemarin, saya mengikuti tes TOEFL yang diselenggarakan di UPI Bandung dengan mendapat skor 527. Kemampuan bahasa Inggris yang saya pelajari sedari lama kiranya mampu dijadikan modal untuk berkomunikasi dengan dunia luar, menapaki ranah luar negeri, mencari ilmu dan pengalaman yang mungkin tidak akan didapatkan di negeri sendiri.
Banyak sekali capaian yang ingin saya raih di dunia perkuliahan, seperti mengharumkan nama perguruan tinggi dengan memenangkan kompetisi essay, debat, karya tulis ilmiah, dan yang lainnya. Saya juga memiliki keinginan besar untuk mengikuti student exchange, demi melihat dunia luar secepat mungkin, dengan alasan dan tujuan yang jelas.
Tak lupa, sebagai insan yang mematenkan kata 'maaf, tolong, dan terimakasih', saya perlu berbuat sesuatu untuk orang, lembaga, bahkan agama dan negara yang sudah menjadi bagian dari perjalanan hidup saya kelak. Terutama untuk Indonesia, akan saya persembahkan karya nyata, yang meredam pertengkaran kubu kontra dan oposisi, menyelaraskan perbedaan dalam harmoni, meringankan derita anak cucu ibu pertiwi, dan mempererat hubungan bangsa dengan berbagai negeri. Saya siap menjembatani berbagai bantuan yang meringankan beban negara, saya siap menjadi perantara aspirasi rakyat yang seringkali tak didengar, dan saya siap menjadi gardu terdepan untuk membela bangsa dari berbagai ancaman. Saya persembahkan raga dan bakti untuk Indonesia, tempat saya menutup mata.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Maaf, Jika Tanganku Tak Sehalus Mereka (by ARH)

ACCEPTABLE LIES OR BITTER TRUTH? (Bahasa Version)

MENGAPA RATU ELIZABETH II BISA BERTAHTA DI AMERIKA? (Annisa Rizkyta)