Teks Pidato Bahasa Indonesia

Tema: Pendidikan
Judul: MORAL DAN NALAR
Penyampai: Annisa Rizkyta

Assalamu'alaimum wr.wb
Ibu guru yang saya hormati, serta teman-teman yang saya cintai. Salam sejahtera untuk kita semua yang insyaAllah Allah limpahkan rahmat-Nya dan Allah curahkan ridho-Nya, karena berkat kehadirat-Nyalah kita dapat berkumpul di tempat yang nyaman ini. Tak lupa sholawat dan salam kita dawamkan pada panutan umat, Nabi Muhammad Saw. Semoga syafa'atnya sampai kepada kita di yaumil akhir kelak. Aamiin.
Alhamdulillah, Allah beri saya kesempatan untuk menyampaikan kumpulan kata yang saya rangkai dengan balutan tema Pendidikan Masa Kini. Seperti yang kita ketahui, dunia pendidikan Indonesia bisa dibilang sedang tidak berjalan kondusif. Bagaimana tidak, untuk yang kesekian kalinya tenaga pendidik Indonesia mendapat perlakuan yang tidak pantas dari siswa yang notabenenya adalah anak didiknya sendiri. Betapa zaman telah menggerus moral, mengikis budi pekerti yang dijunjung tinggi, dan menghapus citra baik dunia pendidikan.
Semua orang tahu bahwa masalah demikian disebabkan oleh ketidakterimaan siswa terhadap teguran yang dilakukan gurunya. Bukankah guru punya hak? Guru punya hak untuk mendidik, membangun karakter dan menanamkan kebiasaan baik, bukan hanya mengajarkan pelajaran yang ada dalam silabus. Guru pun punya caranya masing-masing untuk mendidik, namun saat guru dituding melanggar HAM, malah guru sendirilah yang dicabut HAMnya oleh orang lain. Bagaimana bisa cubitan peduli dibalas pukulan balok yang keji? Mengapa bisa teguran lisan dengan niat baik berakibat masuk rumah sakit?
Perilaku murid yang tidak bisa ditoleransi inilah yang membuat kita bertanya-tanya bahwa siapa yang harus bertanggung jawab. Jawabannya adalah semua pihak punya tanggung jawabnya masing-masing. Pertama, keluarga. Keluarga adalah sumber pendidikan pertama dan paling utama. Orang tua memiliki peranan yang sangat penting terhadap perkembangan emosi dan perilaku si anak. Dari keluargalah, anak mendapat pengetahuan tentang nyaris semua hal. Selebihnya lingkunganlah yang punya andil dalam pembentukan karakter seorang anak. Namun tetap, faktor terpenting adalah bagaimana si anak bisa memilih lingkungan yang baik karena tanggung jawab terbesar ada pada dirinya sendiri.
Maka dari itu, mari kita merenovasi kebobrokan moral yang terlanjur merusak citra pendidikan di mata masyarakat. Pendidikan seharusnya menjadi jalan terbaik untuk membangun versi terbaik dari diri kita. Melalui pendidikan, seharusnya terlahir orang-orang hebat yang berjiwa kuat dan mampu menjadi tameng negara dalam menghadapi segala ancaman yang datang baik dari internal maupun eksternal. Dengan pendidikan juga, seharusnya kita memiliki sumber daya manusia yang mumpuni untuk membangun negeri, menyuarakan toleransi, memberanikan diri menolak iri dengki, dan bersiap untuk mobilisasi nasional, menggiatkan perubahan, demi Indonesia yang lebih bermoral dan tidak lagi tertinggal.
Semoga apa yang saya suarakan di kesempatan ini, membuka mata kita bahwa sudah seharusnya kita melakukan perubahan, dimulai dari hal terkecil, dimulai dari diri sendiri, dan dimulai dari saat ini. Jika bukan kita, siapa lagi. Jika bukan saat ini, kapan lagi. Saya pikir hanya itu yang dapat saya sampaikan, mohon maaf apabila ada kesalahan, jadilah versi terbaik dari dirimu sendiri. Lakukan yang terbaik untuk diri sendiri juga untuk negeri ini. Sekian, semoga bertemu lagi di lain hari. Wassalamu'alaikum wr.wb

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Maaf, Jika Tanganku Tak Sehalus Mereka (by ARH)

ACCEPTABLE LIES OR BITTER TRUTH? (Bahasa Version)

MENGAPA RATU ELIZABETH II BISA BERTAHTA DI AMERIKA? (Annisa Rizkyta)