MARSHALL PLAN: PONDASI KEBANGKITAN DUNIA (Annisa Rizkyta)

Perang Dunia II merupakan penyebab kerusakan terparah dalam sejarah hingga melumpuhkan Eropa. Dapat dibayangkan bagaimana sulitnya negara-negara terdampak agar bisa bangkit seperti sedia kala. Dalam situasi tersulit ini, lahirlah suatu kebijakan yang menarik banyak pihak keluar dari jurang kehancuran, yaitu European Recovery Program atau yang lebih sering disebut Marshall Plan. Bahkan program ini juga punya peran tersendiri dalam mengantarkan Indonesia menuju kemerdekaan.

Juli 1944, negara-negara sekutu melakukan pertemuan di Bretton Woods, Amerika Serikat yang akan merubah peradaban dunia. Mereka berunding untuk mencari jalan keluar demi menyelamatkan kembali dunia pasca perang. Langkah pertama yang dilakukan adalah menjadikan dollar Amerika sebagai mata uang dunia, menggantikan emas yang nilainya tidak sama di tiap-tiap negara. Yang kedua adalah membentuk International Monetary Fund (IMF) untuk menjamin stabilitas keuangan global. Selanjutnya mendirikan organisasi IBRD (International Bank for Reconstruction and Development) sebagai upaya mempercepat pemulihan pasca perang, organisasi ini adalah bagian dari World Bank.

Perang Dunia II berakhir saat Jerman menyerah tanpa syarat pada sekutu. Kerugian besar dialami Eropa, utamanya Jerman. Kejadian itu membuka celah bagi sekutu untuk unjuk gigi. Amerika dan Inggris bekerja sama untuk membangkitkan Jerman dan menjadikannya aktor internasional seperti dulu. Namun di sisi lain, Uni Soviet bersikukuh ingin membiarkan Jerman tetap lemah dan hancur. Masing-masing kubu memiliki kekuatan ekonomi dan militer yang kuat, inilah yang memicu perang dingin terjadi. Meskipun begitu, baik Amerika maupun Uni Soviet tidak pernah bertempur secara langsung karena dikhawatirkan akan terjadi perang nuklir. Mengakali hal itu, mereka berebut pengaruh lewat Proxy War. 

Menindaklanjuti pemulihan Eropa, PBB menyodorkan UNRAA (United Nation Relief and Rehabillitation Administration), namun berbenturan dengan Uni Soviet yang juga hancur akibat Perang Dunia II. Namun akhirnya negara komunis itu bergabung dengan UNRAA setelah memberikan beberapa syarat. Amerika dan Uni Soviet sama-sama menjadi donatur, namun AS yang terpaksa menyumbang bantuan finansial terbanyak karena Uni Soviet punya caranya sendiri. 

Tidak lama setelah itu, benua Eropa dilanda bencana kelaparan dan cuaca dingin pada rentang tahun 1946-1947. Keadaan ini membuat Amerika waspada jika Uni Soviet mempengaruhi Eropa dengan paham komunisme. Tidak tinggal diam, Presiden Truman melancarkan European Recovery Program dengan memberikan bantuan selama empat tahun senilai $13 juta dollar Amerika untuk membangunan Eropa dalam finansial. Sejak saat itu, direncanakan adanya kerjasama antara Amerika dan Eropa dengan diadakannya konferensi Amerika dengan 16 negara penerima bantuan yang bertempat di Paris, tahun 1947.

Meski Prancis menjadi panas dingin, Amerika tetap ingin menggandeng Jerman Barat ke dalam Marshall Plan karena negara ini dulunya adalah salah satu aktor besar dalam jalan perekonomian Eropa. Sejak perang dunia kedua pecah, Amerika mengalami kerugian karena pasokan barang impor dari Jerman ikut musnah. 

Pada awalnya, Marshall Plan ditolak mentah-mentah oleh rakyatnya sendiri. Namun pemerintah berhasil meyakinkan bahwa akan ada perubahan yang signifikan dan membuat negara ini mencapai 'American Dream'. Akhirnya program ini sukses berjalan dengan lancar. Terjadi kerjasama ekonomi dimana-mana hingga perekonomian melesat hebat. 
Sayangnya, Belanda sebagai salah satu penerima program ini menyalahgunakan dananya untuk mengagresi Hindia Belanda demi merebut kembali kekuasaannya. Atas tindakannya itu, banyak negara mengecam Belanda dan membawa masalah itu hingga ke Konferensi Meja Bundar. 

Amerika Serikat memandang Marshall Plan sebagai suatu kesuksesan besar. Siapa sangka, bantuan finansial dapat membangkitkan segala aspek kehidupan. Inilah yang menjadikan negara-negara Eropa hormat dan loyal pada AS. Setelah itu, Eropa jauh dari konflik. Bahkan Prancis dan Jerman yang dulunya musuh bebuyutan malah menjalin kerjasama. Betapa suatu kebijakan dapat merubah peradaban.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ACCEPTABLE LIES OR BITTER TRUTH? (Bahasa Version)

MENGAPA RATU ELIZABETH II BISA BERTAHTA DI AMERIKA? (Annisa Rizkyta)

SUKA DUKA ANAK IPA YANG NEKAD KULIAH HI